Saturday 30 January 2016

Riwayat Nabi Sulaiman (021)...^^..

Riwayat Nabi Sulaiman (021)...^^..

Nabi Sulaiman adalah salah seorang putera Nabi Daud. Sejak ia
masih kanak-kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan
tanda-tanda kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir
serta ketelitian di dalam mempertimbangkan dan mengambil
sesuatu keputusan.

*** Nabi Sulaiman Seorang Juri.

Sewaktu Daud, ayahnya menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il ia
selalu mendampinginya dalam tiap-tiap sidang peradilan yang
diadakan untuk menangani perkara-perkara perselisihan dan
sengketa yang terjadi di dalam masyarakat. Ia memang sengaja
dibawa oleh Daud, ayahnya menghadiri sidang-sidang peradilan
serta menyekutuinya di dalam menangani urusan-urusan kerajaan
untuk melatihnya serta menyiapkannya sebagai putera mahkota
yang akan menggantikanya memimpin kerajaan, bila tiba saatnya
ia harus memenuhi panggilan Ilahi meninggalkan dunia yang fana
ini. Dan memang Sulaimanlah yang terpandai di antara sesama
saudara yang bahkan lebih tua usia daripadanya.

Suatu peristiwa yang menunjukkan kecerdasan dan ketajaman
otaknya iaitu terjadi pada salah satu sidang peradilan yang ia
turut menghadirinya. Dalam persidangan itu dua orang datang
mengadu meminta Nabi Daud mengadili perkara sengketa mereka,
iaitu bahawa kebun tanaman salah seorang dari kedua lelaki itu
telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu
malam yang mengakibatkan rusak binasanya perkarangannya yang
sudah dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa
menuainya. Kawan yang diadukan itu mengakui kebenaran
pengaduan kawannya dan bahawa memang haiwan ternakannyalah
yang merusak binasakan kebun dan perkarangan kawannya itu.

Dalam perkara sengketa tersebut, Daud memutuskan bahawa
sebagai ganti rugi yang dideritai oleh pemilik kebun akibat
pengrusakan kambing-kambing peliharaan tetangganya, maka
pemilik kambing-kambing itu harus menyerahkan binatang
peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang
disebabkan oleh kecuaiannya menjaga binatang ternakannya. Akan
tetapi Sulaiman yang mendengar keputusan itu yang dijatuhkan
oleh ayahnya itu yang dirasa kurang tepat berkata kepada
si ayah, " Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan itu
sepatut berbunyi sedemikian, " Kepada pemilik perkarangan yang
telah binasa tanamannya, serahkanlah haiwan ternak jirannya
untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi
keperluannya, sedang perkarangannya yang telah binasa itu
diserahkan kepada tetangganya pemilik peternakan untuk dipugar
dan dirawatnya sampai kembali kepada keadaan asalnya, kemudian
masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara
demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat
keuntungan atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya."

Keputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh
kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para
orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap
kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yang walaupun masih muda
usianya telah menunjukkan kematangan berfikir dan keberanian
melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat
ayahnya.

Peristiwa ini merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi
Sulaiman yang penuh dengan mukjizat kenabian dan kurnia Allah
yang dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud.

*** Sulaiman Menduduki Tahta Kerajaan Ayahnya.

Sejak masih berusia muda, Sulaiman telah disiapkan oleh Daud
untuk menggantikannya untuk menduduki tahta singgahsana
kerajaan Bani Isra'il.

Abang Sulaiman yang bernama Absyalum tidak merelakan dirinya
dilangkahi oleh adiknya. Ia beranggapan bahawa dialah yang
sepatutnya menjadi putera mahkota dan bukan adiknya yang lebih
lemah fizikalnya dan lebih muda usianya serta belum banyak
mempunyai pengalaman hidup seperti dia. Kerananya ia menaruh
dendam terhadap ayahnya yang menurut anggapannya tidak berlaku
adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari
tahta kerajaan Bani Isra'il.

Absyalum berketetapan hati akan memberontak terhadap ayahnya
dan akan berjuang bermati-matian untuk merebut kekuasaan dari
tangan ayahnya atau adiknya, apa pun yang harus ia korbankan
untuk mencapai tujuan itu. Dan sebagai persiapan bagi
rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia berusaha
mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada
mereka menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka
hadapi serta mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan
pimpinannya. Ia tidak jarang bagi memperluaskan pengaruhnya,
berdiri didepan pintu istana mencegat orang-orang yang datang
ingin menghadap raja dan ditanganinya sendiri masalah-masalah
yang mereka minta penyelesaian.

Setelah merasa bahawa pengaruhnya sudah meluas di kalangan
rakyat Bani Isra'il dan bahawa ia telah berhasil memikat hati
sebahagian besar dari mereka, Absyalum menganggap bahawa
saatnya telah tiba untuk melaksanakan rencana rampasan kuasa
dan mengambil alih kekuasaan dari tangan ayahnya dengan paksa.
Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke seluruh pelosok negeri
menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong
rencananya, bahawa bila mereka mendengar suara bunyi terompet,
maka haruslah mereka segera berkumpul, mengerumuninya kemudian
mengumumkan pengangkatannya sebagai raja Bani Isra'il
menggantikan Daud, ayahnya.

Syahdan pada suatu pagi hari, di kala Daud duduk di serambi
istana berbincang-bincang dengan para pembesar dan para
penasihat pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh
rakyat bersorak-sorai meneriakkan pengangkatan Absyalum
sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud yang dituntut
turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda
huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi
di mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan
kekuasaan Absyalum.

Nabi Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang
melanda negerinya, akibat perbuatan puteranya sendiri. Namun
ia berusaha menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan
dan tindakan yang dapat menambah parahnya keadaan. Ia
mengambil keputusan untuk menghindari pertumpahan darah yang
tidak diinginkan, keluar meninggalkan istana dan lari bersama-
sama pekerjanya menyeberang sungai Jordan menuju bukit Zaitun.
Dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah
Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera
menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud melakukan
istikharah dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun
memohon taufiq dan pertolonganNya agar menyelamatkan kerajaan
dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan
puteranya yang durhaka itu.

Setelah mengadakan istikharah dan munajat yang tekun kepada
Allah, akhirnya Daud mengambil keputusan untuk segera
mengadakan kontra aksi terhadap puteranya dan dikirimkanlah
sepasukan tentera dari para pengikutnya yang masih setia
kepadanya ke Jerusalem untuk merebut kembali istana kerajaan
Bani Isra'il dari tangan Absyalum. Beliau berpesan kepada
komandan pasukannya yang akan menyerang dan menyerbu istana,
agar bertindak bijaksana dan sedapat mungkin menghindari
pertumpahan darah dan pembunuhan yang tidak perlu, teristimewa
mengenai Absyalum, puteranya, ia berpesan agar diselamatkan
jiwanya dan ditangkapnya hidup-hidup. Akan tetapi takdir telah
menentukan lain daripada apa yang si ayah inginkan bagi
puteranya. Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak dapat
berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan
menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung.

Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya
dan kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana
sediakala. Dan setelah menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il
selama empat puluh tahun, wafatlah Nabi Daud dalam usia yang
lanjut dan dinobatkanlah sebagai pewarisnya, Sulaiman
sebagaimana telah diwasiatkan oleh ayahnya.

*** Kekuasaan Sulaiman Atas Jin dan Makhluk Lain.

Nabi Sulaiman yang telah berkuasa penuh atas kerajaan Bani
Isra'il yang makin meluas dan melebar, Allah telah menundukkan
baginya makhluk-makhluk lain, iaitu Jin, angin dan burung-
burung yang kesemuanya berada di bawah perintahnya melakukan
apa yang dikehendakinya dan melaksanakan segala komandonya.
Di samping itu Allah memberinya pula suatu kurnia berupa
mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah untuk
dimanfaatkannya bagi karya pembangunan gedung-gedung,
perbuatan piring-piring sebesar kolam air, periuk-periuk yang
tetap berada diatas tungku yang dikerjakan oleh pasukan
JinNya. Beliau pergi ke mana jua dengan menggunakan angin
sebagai pengangkutannya.

Sebagai salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada
Sulaiman ialah kesanggupan beliau menangkap maksud yang
terkandung dalam suara binatang-binatang dan sebaliknya
binatang-binatang dapat pula mengerti apa yang ia perintahkan
dan ucapkan.

Demikianlah maka tatkala Nabi Sulaiman berpergian dalam
rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, jin dan
binatang-binatang lain, menuju ke sebuah tempat bernama
Asgalan ia melalui sebuah lembah yang disebut lembah semut.
Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada kawan-
kawannya, " Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam
sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa
diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan
sengaja.

Nabi Sulaiman tersenyum tertawa mendengar suara semut yang
ketakutan itu. Ia memberitahu hal itu kepada para pengikutnya
seraya bersyukur kepada Allah atas kurniaNya yang menjadikan
ia dapat mendengar serta menangkap maksud yang terkandung
dalam suara semut itu. Ia merasa takjud bahawa binatang pun
mengerti bahawa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatu
makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan sedar.

*** Sulaiman dan Ratu Balqis.

Setelah Nabi Sulaiman membangunkan Baitulmaqdis dan melakukan
ibadah haji sesuai dengan nadzarnya pergilah ia meneruskan
perjalannya ke Yeman. Setibanya di San'a, ibu kota Yeman, ia
memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk untuk disuruh
mencari sumber air di tempat yang kering tandus itu. Ternyata
bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada
diantara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk
melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman
marah dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak
hadir itu bila ia datang tanpa alasan dan uzur yang nyata.

Berkata burung Hud-hud yang hinggap didepan Sulaiman sambil
menundukkan kepala ketakutan, " Aku telah melakukan
penerbangan pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat
penting untuk diketahui oleh paduka Tuan. Aku telah menemukan
sebuah kerajaan yang besar dan mewah di negeri Saba yang
dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang
ratu itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan
permata yang berkilauan. Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak
mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang telah mengurniakan
mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak menyembah
dan sujud kepadaNya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud
kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan
oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar."

Berkata Sulaiman kepada Hud-hud, " Baiklah, kali ini aku
ampuni dosamu kerana berita yang engkau bawakan ini yang aku
anggap penting untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan
kebenaran beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan
lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu,
kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti
perkembangan selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas
suratku ini."

Hud-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas
istana kerajaan Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat
di depan ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas
tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara
tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya melihat
ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan
siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat
di depannya. Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka
dan baca isinya yang berbunyi, " Dengan Nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku,
Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan
menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian
kepadaku berserah diri."

Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman, Ratu
Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasihat kerajaan
berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus
diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya
itu.

Berkatalah para pembesar itu ketika diminta petimbangannya,
" Wahai paduka tuan ratu, kami adalah putera-putera yang
dibesarkan dan dididik untuk berperang dan bertempur dan bukan
untuk menjadi ahli pemikir atau perancang yang patut memberi
pertimbangan atau nasihat kepadamu. Kami menyerahkan kepadamu
untuk mengambil keputusan yang akan membawa kebaikan bagi
kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah
dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi
segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga
keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu."

Ratu Balqis menjawab, " Aku memperoleh kesan dari uraianmu
bahwa kamu mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kamu
tidak akan gentar masuk medan perang melawan musuh yang akan
menyerbu. Aku sangat berterima kasih atas kesetiaanmu kepada
kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa untuk menjaga
keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku
tidak sependirian dengan kamu sekalian. Menurut
pertimbanganku, lebih bijaksana bila kami menempuh jalan damai
dan menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab bila kami
menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh
kami berhasil menyerbu masuk kota-kota kami, maka nescaya akan
berakibat kerusakan dan kehancuran yang sangat menyedihkan.
Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan,
memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan
peninggalan nenek moyang kami.

Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat yang wajar dari
tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari masa
ke semasa. Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung
ancaman itu, aku akan cuba melunakkan hatinya dengan
mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari
barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat
mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku akan
melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap
hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya.

Selagi Ratu Balqis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang
akan dikirim kepada Sulaiman dan memilih orang-orang yang akan
menjadi utusan kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap
di depan Nabi Sulaiman, burung pengintai Hud-hud memberitakan
kepadanya rancangan Balqis untuk mengirim utusan membawa
hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya.
Setelah mendengar berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi
Sulaiman mengatur rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan
memerintahkan kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan
membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya,
yang akan menyilaukan mata perutusan Balqis bila mereka tiba.

Tatkala perutusan Ratu Balqis datang, diterimalah mereka
dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan setelah mendengar uraian
mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan
hadiah kerajaan yang dibawanya, berkatalah Nabi Sulaiman,

" Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu.
Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki dan
kekayaan yang melimpah ruah dan mengurniaiku dengan kurnia dan
nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang daripada
makhlukNya. Di samping itu aku telah diutuskan sebagai nabi
dan rasulNya dan dianugerahi kerajaan yang luas yang
kekuasaanku tidak sahaja berlaku atas manusia tetapi mencakup
juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana
aku akan dapat dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa
ini ? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah
kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi
ini. Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi,
sehingga kamu memandang besar hadiah yang kamu bawakan ini dan
mengira bahawa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah
Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya
bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat kuat
yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan
mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya
sebagai (orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan
dan kebesarannya), jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku
dan datang berserah diri kepadaku."

Perutusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang
mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman.
Balqis berfikir, jalan yang terbaik untuk menyelamatkan diri
dan kerajaannya ialah menyerah saja kepada tuntutan Sulaiman
dan datang menghadap dia di istananya.

Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis
bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan
lahirnya dan bahwa apa yang dia telah ancamkan melalui
rombongan perutusan bukanlah ancaman yang kosong. Maka
bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara
mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum
orangnya datang berserah diri.

Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik, " Aku sanggup
membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau
sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang
kuat dan dapat dipercayai. Seorang lain yang mempunyai ilmu
dan hikmah nyeletuk berkata, " Aku akan membawa tahta itu
ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu."

Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada
didepannya, berkatalah ia, " Ini adalah salah satu kurnia
Tuhan kepadaku untuk mencuba apakah aku bersyukur atas
kurniaNya itu atau mengingkariNya, kerana barang siapa
bersyukur, maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya
sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah,
ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah
Maha Kaya lagi Maha Mulia."

Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan
orang-orangnya agar mengubah sedikit bentuk dan warna tahta
Ratu itu yang sudah berada di depannya kemudian setelah Ratu
itu tiba berserta pengiring-pengiringnya, bertanyalah Nabi
Sulaiman seraya menundingkan kepada tahtanya, " Serupa inikah
tahtamu ?" Balqis menjawab, " Seakan-akan ini adalah tahtaku
sendiri," seraya bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana
mungkin bahawa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa
tahta itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan
Saba.

Selagi Balqis berada dalam keadaan kacau fikiran, kehairanan
melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman,
ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun
untuk penerimaannya. Lantai dan dinding-dindingnya terbuat
dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan pakaiannya
ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira
bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi
tubuh dan pakaiannya.

Berkata Nabi Sulaiman kepadanya, " Engkau tidak usah
menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air.
Apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi
lantai dan dinding ruangan ini."

" Oh, Tuhanku," Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya
terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan
oleh Nabi Sulaiman, " Aku telah lama tersesat berpaling
daripadaMu, melalaikan nikmat dan kurniaMu, merugikan dan
menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan
rahmatMu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman
NabiMu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku
wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang."

Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan
menurut sementara ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi,
bahawa Nabi Sulaiman pada akhirnya kahwin dengan Balqis dan
dari perkahwinannya itu lahirlah seorang putera. Menurut
pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan
Nabi Sulaiman dari putera hasil perkahwinannya dengan Balqis
itu. Wallahu alam bisshawab.

*** Wafatnya Nabi Sulaiman.

Al Quran mengisahkan bahawa tidak ada tanda-tanda yang
menunjukkan kematian Sulaiman kecuali anai-anai yang memakan
tongkatnya yang ia sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil
rohnya. Para Jin yang sedang mengerjakan bangunan atas
perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi Sulaiman telah mati
kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh
di atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang
dimakan oleh anai-anai. Sekiranya para Jin sudah mengetahui
sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerjaan
yang mereka anggap sebagai seksaan yang menghinakan.

Berbagai cerita yang dikaitkan orang pada ayat yang
mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun kerana cerita-cerita
itu tidak ditunjang dikuatkan oleh sebuah hadis sahih yang
muktamad, maka sebaiknya kami berpegang saja dengan apa yang
dikisahkan oleh Al Quran dan selanjutnya, Allahlah yang lebih
Mengetahui dan kepadaNya kami berserah diri.

Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al Quran, surah
An Naml ayat 15 sehingga ayat 44 sebagaimana maksudnya,

" 15@ Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan
Sulaiman dan keduanya mengucapkan, " Segala puji bagi Allah
yang melebihkan kami dan banyak hamba-hambanya yang beriman."

16@ Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata, " Hai
manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan
kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar
satu kurnia yang nyata."

17@ Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tenteranya dari Jin,
manusia dan burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib
{dalam barisan}.

18@ Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah
seekor semut. " Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-
sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya
sedangkan mereka tidak menyedari."

19@ Maka dia tersenyum dengan tertawa {mendengar} perkataan
semut itu dan dia berdoa, " Ya Tuhanku, berilah aku ilham
untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang engkau telah anugerahkan
kepadaku dan kepada kedua orang ibu bapaku dan masukkanlah aku
dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang soleh."

20@ Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, " Mengapa
aku tidak melihat hud-hud ? Apakah dia termasuk yang tidak
hadir ?"

21@ " Sungguh benar-benar aku akan mengazabnya dengan azab
yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali kalau
benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang."

22@ Maka tidak lama kemudian {datanglah hud-hud} lalu ia
berkata, " Aku telah mengetahui sesuatu yang belum kamu
mengetahuinya dan kubawa kepadamu dari negeri Saba' suatu
berita penting yang diyakini.

23@ Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah
mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai
singgahsana yang besar.

24@ Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari selain
Allah dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah
perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan
{Allah} sehingga mereka tidak dapat petunjuk,

25@ Agar mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa
yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa
yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.

26@ Allah tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Dia, Tuhan
yang mempunyai 'Arasy yang besar."

27@ Berkata Sulaiman, " Akan kami lihat apa kamu benar ataukah
kamu termasuk orang-orang yang berdusta."

28@ " Pergilah dengan {membawa} suratku ini, lalu jatuhkan
kepada mereka, kemudian berpaling dari mereka, lalu
perhatikanlah apa yang mereka bicarakan."

29@ Berkata ia {Balqis}, " Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya
telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.

30@ Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya
{isinya}, " Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah dan
Maha Penyayang.

31@ Bahawa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku
dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah
diri."

32@ Berkata dia {Balqis}, " Hai para pembesar, berilah aku
pertimbangan dalam urusanku {ini}, aku tidak pernah memutuskan
sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam {majlis} ku."

33@ Mereka menjawab, " Kita adalah orang-orang yang memiliki
kekuatan dan {juga} memiliki keberanian yang sangat {dalam
peperangan} dan keputusan berada ditanganmu, maka
pertimbangankanlah apa yang akan kamu perintahkan."

34@ Dia {Balqis} berkata, " Sesungguhnya raja-raja apabila
memasuki sesuatu negeri, nescaya mereka akan membinasakannya
dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina dan demikian
pulalah yang akan mereka perbuat.

35@ Dan sesungguhnya aku akan mengirimkan utusan kepada mereka
dengan {membawa} hadiah dan {aku akan} menunggu apa yang akan
dibawa kembali oleh utusan-utusan itu."

36@ Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman berkatalah
ia, " Apakah kamu patut menolong aku dengan harta ? Maka apa
yang diberikan Allah kepadaku lebih baik dari apa yang
diberikannya kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan
hadiahmu.

37@ Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi
mereka dengan bala tentera yang mereka tidak berkuasa
melawannya dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu
{Saba'} dengan terhina dan mereka akan menjadi {tawanan-
tawanan} yang tidak berharga."

38@ Berkata Sulaiman, " Hai pembesar-pembesar, siapakah
diantara kamu sekalian yang sanggup membawa singgahsananya
{Balqis} kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai
orang-orang yang berserah diri."

39@ Berkata "Ifrit", {yang cerdik} dari golongan jin, " Aku
akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat
dudukmu, sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya
{lagi} dapat dipercaya."

40@ Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al kitab,
" Aku akan membawa singgahsana itu kepadamu sebelum matamu
berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgahsana itu
terletak di hadapannya, ia pun berkata, " Ini termasuk kurnia
Tuhanku untuk mencuba aku apakah aku bersyukur atau
mengingkari {akan nikmatNya}. Dan barang siapa bersyukur untuk
{kebaikan} dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka
sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."

41@ Dan berkata {Sulaiman}, " Ubahlah baginya singgahsananya,
maka kita akan melihat apakah dia mengenal {singgahsananya
sendiri} ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak
mengenal."

42@ Dan ketika Balqis datang ditanyakanlah kepadanya, " Serupa
inikah singgahsanamu ?" Dia menjawab, " Seakan-akan
singgahsana ini singgahsanaku, kami telah diberi pengetahuan
sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri."

43@ Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah
mencegahnya {utk melahirkan keislamannya}, kerana sesungguhnya
dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir.

44@ Dikatakan kepadanya, " Masukkanlah kedalam istana." Maka
tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air
yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah
Sulaiman kepada Balqis, " Sesungguhnya ia adalah istana licin
terbuat dari kaca." Berkatalah Balqis, " Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku
berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta
alam." {Surah An Naml: 15 ~ 44}

Kisah Nabi Sulaiman juga diceritakan didalam surah Saba' dari
ayat 12 sehingga 14 sebagaimana maksudnya,

" 12@ Dan kami {tundukkan} angin bagi Sulaiman yang
perjalanannya di waktu petang sama dengan perjalanan sebulan
{pula} dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian
dari jin ada yang bekerja di hadapannya {dibawah kekuasaannya}
dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara
mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka
yang apinya menyala-nyala.

13@ Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang
dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-
patung dan piring-piring yang {besarnya} seperti kolam dan
periuk yang tetap {berada di atas tungku}. Bekerjalah hai
keluarga Daud, untuk bersyukur {kepada Allah}. Dan sedikit
sekali hamba-hambaKu yang berterima kasih.

14@ Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman,
tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu
kecuali anai-anai yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia
telah tersungkur, tahulah jin bahawa kalau sekiranya mereka
mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam
seksa yang menghinakan." {Surah Saba': 12 ~ 14}

Demikianlah kisah Nabi Sulaiman a.s. dan kerajaannya dan
segala macam nikmat dan kelebihan yang dikurniakan oleh Allah
s.w.t. kepadanya. Nabi Sulaiman telah meminta dari Allah
s.w.t. agar dikurniakan dengan sebuah kerajaan yang tidak
pernah dikurniakan kepada sesiapapun sebelumnya dan
sesudahnya. Allah s.w.t. menerima permohonan Sulaiman a.s. dan
memudahkan baginya barang apa yang ada di langit dan di bumi
untuknya.

No comments:

Post a Comment