Thursday 21 January 2016

Riwayat Nabi Ayubbb (013)...^^..

Riwayat Nabi Ayubbb (013)...^^..

Berkata salah seorang malaikat kepada kawan-kawannya yang lagi
berkumpul berbincang-bincang tentang tingkah-laku makhluk
Allah, jenis manusia di atas bumi, " Aku tidak melihat seorang
manusia yang hidup di atas bumi Allah yang lebih baik dari
hamba Allah Ayyub." Ia adalah seorang mukmin sejati ahli
ibadah yang tekun. Dari rezeki yang luas dan harta kekayaan
yang diberikan oleh Allah kepadanya, ia mengenepikan
sebahagian untuk menolong orang-orang yang memerlukan, para
fakir miskin. Hari-harinya terisi penuh dengan ibadah, sujud
kepada Allah dan bersyukur atas segala nikmat dan kurnia yang
diberikan kepadanya.

Para kawanan malaikat yang mendengarkan kata-kata pujian dan
sanjungan untuk diri Ayyub mengakui kebenaran itu bahkan
masing-masing menambahkan lagi dengan menyebut beberapa sifat
dan tabiat yang lain yang ada pada diri Ayyub. Percakapan para
malaikat yang memuji-muji Ayyub itu didengar oleh Iblis yang
sedang berada tidak jauh dari tempat mereka berkumpul. Iblis
merasa panas hati dan jengkel mendengar kata-kata pujian bagi
seseorang dari keturunan Adam yang ia telah bersumpah akan
disesatkan ketika ia dikeluarkan dari syurga kerananya. Ia
tidak rela melihat seorang dari anak cucu anak Nabi Adam
menjadi seorang mukmin yang baik, ahli ibadah yang tekun dan
melakukan amal soleh sesuai dengan perintah dan petunjuk
Allah.

Pergilah Iblis mendatangi Ayyub untuk menyatakan sendiri
sampai sejauh mana kebenaran kata-kata pujian para malaikat
itu kepada diri Ayyub. Ternyata memang benar Ayyub patut
mendapat segala pujian itu. Ia mendatangi Ayyub bergelimpangan
dalam kenikmatan duniawi, tenggelam dalam kekayaan yang tidak
ternilai besarnya, mengepalai keluarga yang besar yang hidup
rukun, damai dan bakti. Ia mendapati Ayyub tidak tersilau
matanya oleh kekayaan yang ia miliki dan tidak tergoyahkan
imannya oleh kenikmatan duniawinya. Siang dan malam ia
sentiasa menemui Ayyub berada di mihrabnya melakukan solat,
sujud dan tasyakur kepada Allah atas segala pemberianNya.
Mulutnya tidak berhenti menyebut nama Allah berzikir,
bertasbih dan bertahmid. Ayyub ditemuinya sebagai seorang yang
penuh kasih sayang terhadap sesama makhluk Allah yang lemah,
yang lapar diberinya makan, yang telanjang diberinya pakaian,
yang bodoh diajar dan dipimpin dan yang salah ditegur.

Iblis gagal dalam usahanya memujuk Ayyub. Telinga Ayyub pekak
terhadap segala bisikannya dan fitnahannya dan hatinya yang
sudah penuh dengan iman dan takwa tidak ada tempat lagi bagi
bibit-bibit kesesatan yang ditaburkan oleh Iblis. Cinta dan
taatnya kepada Allah merupakan benteng yang ampuh terhadap
serangan Iblis dengan peluru kebohongan dan pemutarbalikan
kebenaran yang semuanya mental tidak mendapatkan sasaran pada
diri Ayyub.

Akan tetapi, Iblis bukanlah Iblis jika ia berputus asa dan
kegagalannya memujuk Ayyub secara langsung. Ia pergi
menghadapi kepada Allah untuk menghasut. Ia berkata, " Wahai
Tuhan, sesungguhnya Ayyub yang menyembah dan memuji-mujiMu,
bertasbih dan bertahmid menyebut namaMu, ia tidak berbuat
demikian seikhlas dan setulus hatinya kerana cinta dan taat
padaMu. Ia melakukan itu semua dan berlaku sebagai hamba yang
soleh tekun beribadah kepadaMu hanya kerana takut akan
kehilangan semua kenikmatan duniawi yang telah Engkau
kurniakan kepadanya. Ia takut, jika ia tidak berbuat demikian,
bahawa engkau akan mencabut daripadanya segala nikmat yang
telah ia perolehnya berupa puluhan ribu haiwan ternakan,
beribu-ribu hektar tanah ladang, berpuluh-puluh hamba sahaya
dan pembantu serta keluarga dan putera-puteri yang soleh dan
bakti. Tidakkah semuanya itu patut disyukuri untuk tidak
terlepas dari pemilikannya dan habis terkena musibah ?

Di samping itu Ayyub masih mengharapkan agar kekayaannya
bertambah menjadi berlipat ganda. Untuk tujuan dan maksud
itulah Ayyub mendekatkan diri kepadaMu dengan ibadah dan amal-
amal solehnya dan andai kata ia terkena musibah dan kehilangan
semua yang ia miliki, nescaya ia akan mengubah sikapnya dan
akan melalaikan kewajibannya beribadah kepadaMu."

Allah berfirman kepada Iblis, " Sesungguhnya Ayyub adalah
seorang hambaKu yang sangat taat kepadaKu, ia seorang mukmin
sejati, apa yang ia lakukan untuk mendekati dirinya kepadaKu
adalah semata-mata didorong oleh iman yang teguh dan taat yang
bulat kepadaKu. Iman dan takwa yang telah meresap di dalam
lubuk hatinya serta menguasai seluruh jiwa raganya tidak akan
tergoyah oleh perubahan keadaan duniawinya. Cintanya kepadaKu
yang telah menjiwai amal ibadah dan kebajikannya tidak akan
menurun dan menjadi kurang, musibah apa pun yang akan melanda
dalam dirinya dan harta kekayaannya. Ia yakin seyakin-yakinnya
bahwa apa yang ia miliki adalah pemberianKu yang sewaktu-waktu
dapat Aku cabut daripadanya atau menjadikannya bertambah
berlipat ganda.

Ia bersih dari semua tuduhan dan prasangkamu. Engkau memang
tidak rela melihat hamba-hambaKu anak cucu Adam berada di atas
jalan yang benar, lurus dan tidak tersesat. Dan untuk menguji
keteguhan hati Ayyub dan kebulatan imannya kepadaKu dan kepada
takdirKu, Aku izinkan engkau untuk mencuba menggodanya serta
memalingkannya daripadaKu. Kerahkanlah pembantu-pembantumu
menggoda Ayyub melalui harta kekayaannya dan keluarganya. Cuba
binasakanlah harta kekayaannya dan cerai-beraikanlah
keluarganya yang rukun dan bahagia itu dan lihatlah sampai
di mana kebolehanmu menyesatkan dan merusakkan iman hambaKu
Ayyub itu."

Dikumpulkanlah oleh Iblis syaitan-syaitan, pembantunya,
diberitahukan bahawa ia telah mendapatkan izin dari Tuhan
untuk mengganyang Ayyub, merusak aqidah dan imannya dan
memalingkannya dari Tuhannya yang ia sembah dengan sepenuh
hati dan keyakinan. Jalannya ialah dengan memusnahkan harta
kekayaannya sehingga ia menjadi seorang yang papa dan miskin,
mencerai-beraikan keluarganya sehingga ia menjadi sebatang
kara tidak berkeluarga, Iblis berseru kepada pembantu-
pembantunya itu agar melaksanakan tugas penyesatan Ayyub
sebaik-baiknya dengan segala daya dan siasat apa saja yang
mereka dapat lakukan.

Dengan berbagai cara gangguan, akhirnya berhasillah kawanan
syaitan itu menghancurkan-luluhkan kekayaan Ayyub, yang
dimulai dengan haiwan-haiwan ternakannya yang bergelimpangan
mati satu persatu sehingga habis sama sekali, kemudian disusul
ladang-ladang dan kebun-kebun tanamannya yang rusak menjadi
kering dan gedung-gedungnya yang terbakar habis dimakan api,
sehingga dalam waktu yang sangat singkat sekali Ayyub yang
kaya-raya tiba-tiba menjadi seorang papa miskin tidak memiliki
selain hatinya yang penuh iman dan takwa serta jiwanya yang
besar.

Setelah berhasil menghabiskan kekayaan dan harta milik Ayyub
datanglah Iblis kepadanya menyerupai sebagai seorang tua yang
tampak bijaksana dan berpengalaman dan berkata, " Sesungguhnya
musibah yang menimpa dirimu sangat dahsyat sekali sehingga
dalam waktu yang begitu sempit telah habis semua kekayaanmu
dan hilang semua harta kekayaan milikmu. Kawan-kawanmu merasa
sedih sedang musuh-musuhmu bersenang hati dan gembira melihat
penderitaan yang engkau alami akibat musibah yang susul-
menyusul melanda kekayaan dan harta milikmu. Mereka bertanya-
tanya, gerangan apakah yang menyebabkan Ayyub tertimpa musibah
yang hebat itu yang menjadikannya dalam sekelip mata
kehilangan semua harta miliknya.

Sementara orang dari mereka berkata bahawa mungkin kerana
Ayyub tidak ikhlas dalam ibadah dan semua amal kebajikannya
dan ada yang berkata bahawa andaikan Allah, Tuhan Ayyub,
benar-benar berkuasa, nescaya Dia dapat menyelamatkan Ayyub
dari malapetaka, mengingat bahawa ia telah menggunakan seluruh
waktunya beribadah dan berzikir, tidak pernah melanggar
perintahNya. Seorang lain menggunjing dengan mengatakan bahawa
mungkin amal ibadah Ayyub tidak diterima oleh Tuhan, kerana ia
tidak melakukan itu dari hati yang bersih dan sifat riak dan
ingin dipuji dan banyak lagi cerita-cerita orang tentang
kejadian yang sangat menyedihkan itu. Akupun menaruh simpati
kepadamu, hai Ayyub dan turut bersedih hati dan berdukacita
atas nasib yang buruk yang engkau telah alami."

Iblis yang menyerupai sebagai orang tua itu (mengakhiri kata-
kata hasutannya) seraya memperhatikan wajah Ayyub yang tetap
tenang berseri-seri tidak menampakkan tanda-tanda kesedihan
atau sesalan yang ingin ditimbulkan oleh Iblis dengan kata-
kata racunnya itu. Ayyub berkata kepadanya,

" Ketahuilah bahawa apa yang aku telah miliki berupa harta
benda, gedung-gedung, tanah ladang dan haiwan ternakan serta
lain-lainnya semuanya itu adalah barangan titipan Allah yang
dimintaNya kembali setelah aku cukup menikmatinya dan
memanfaatkannya sepanjang masa atau ibarat barang pinjaman
yang diminta kembali oleh tuannya jika saatnya telah tiba.
Maka segala syukur dan puji bagi Allah yang telah memberikan
kurniaanNya kepadaku dan mencabutnya kembali pula dari siapa
yang Dia kehendaki dan mencabutnya pula dari siapa saja yang
Dia suka. Dia adalah yang Maha Kuasa mengangkat darjat
seseorang atau menurunkannya menurut kehendakNya. Kami sebagai
hamba-hamba makhlukNya yang lemah patut berserah diri
kepadaNya dan menerima segala qadha' dan takdirNya yang kadang
kala kami belum dapat mengerti dan menangkap hikmah yang
terkandung dalam qadha' dan takdirNya itu."

Selesai mengucapkan kata-kata jawabnya kepada Iblis yang
sedang duduk tercenggang di depannya, menyungkurlah Ayyub
bersujud kepada Allah memohon ampun atas segala dosa dan
keteguhan iman serta kesabaran atas segala cubaan dan
ujianNya. Iblis segera meninggalkan rumah Ayyub dengan rasa
kecewa bahawa racun hasutannya tidak termakan oleh hati hamba
Allah yang bernama Ayyub itu. Akan tetapi Iblis tidak akan
pernah berputus asa melaksanakan sumpah yang ia telah nyatakan
di hadapan Allah dan malaikatNya bahawa ia akan berusaha
menyesatkan Bani Adam di mana saja mereka berada.

Ia merencanakan melanjutkan usaha gangguan dan godaannya
kepada Ayyub lewat penghancuran keluarganya yang sedang hidup
rukun, damai dan saling hidup cinta mencintai dan harga
menghargai. Iblis datang lagi menghadap kepada Tuhan dan
meminta izin meneruskan usahanya mencuba Ayyub. Berkata ia
kepada Tuhan, " Wahai Tuhan, Ayyub tidak termakan oleh
hasutanku dan sedikit pun tidak goyah iman dan aqidahnya
kepadaMu meski pun ia sudah kehilangan semua kekayaannya dan
kembali hidup papa dan miskin kerana ia masih mempunyai
putera-putera yang cekap yang dapat ia andalkan untuk
mengembalikan semua yang hilang itu dan menjadi sandaran serta
tumpuan hidupnya di hari tuanya. Menurut perkiraanku, Ayyub
tidak akan bertahan jika musibah yang mengenai harta
kekayaannya mengenai keluarganya pula, apa lagi bila ia sangat
sayang dan mencintai, maka izinkanlah aku mencuba kesabarannya
dan keteguhannya kali ini melalui godaan yang akan aku lakukan
terhadap keluarganya dan putera-puteranya yang ia sangat
sayang dan cintai itu."

Allah meluluskan permintaan Iblis itu dan berfirman, " Aku
mengizinkan engkau mencuba sekali lagi menggoyahkan hati Ayyub
yang penuh iman, tawakkal dan kesabaran itu dengan caramu yang
lain, namun ketahuilah bahawa engkau tidak akan berhasil
mencapai tujuanmu melemahkan iman Ayyub dan menipiskan
kepercayaannya kepadaKu."

Iblis lalu pergi bersama pembantu-pembantunya menuju tempat
tinggal putera-putera Ayyub di suatu gedung yang penuh dengan
sarana-sarana kemewahan dan kemegahan, lalu digoyangkanlah
gedung itu hingga roboh berantakan menjatuhi dan menimbuni
seluruh penghuninya. Kemudian cepat-cepatlah pergi Iblis
mengunjungi Ayyub di rumahnya, menyerupai sebagai seorang dari
kawan-kawan Ayyub, yang datang menyampaikan takziah dan
menyatakan turut berdukacita atas musibah yang menimpa
puteranya. Ia berkata kepada Ayyub dalam takziahnya,

" Hai Ayyub, sudahkah engkau melihat putera-puteramu yang mati
tertimbun di bawah runtuhan gedung yang roboh akibat gempa
bumi ? Kiranya, wahai Ayyub, Tuhan tidak menerima ibadahmu
selama ini dan tidak melindungimu sebagai imbalan bagi amal
solehmu dan sujud rukukmu siang dan malam."

Mendengar kata-kata Iblis itu, menangislah Ayyub tersedu-sedu
seraya berucap, " Allahlah yang memberi dan Dia pulalah yang
mengambil kembali. Segala puji bagiNya, Tuhan yang Maha
Pemberi dan Maha Pencabut."

Iblis keluar meninggalkan Ayyub dalam keadaan bersujud munajat
dengan rasa jengkel dan marah kepada dirinya sendiri kerana
telah gagal untuk kedua kalinya memujuk dan menghasut Ayyub.
Ia pergi menghadap Tuhan dan berkata, " Wahai Tuhan, Ayyub
sudah kehilangan semua harta benda dan seluruh kekayaannya dan
hari ini ia ditinggalkan oleh putera-puteranya yang mati
terbunuh di bawah runtuhan gedung yang telah kami hancurkan,
namun ia masih tetap dalam keadaan mentalnya yang kuat dan
sihat. Ia hanya menangis tersedu-sedu namun batinnya, jiwanya,
iman dan kepercayaannya kepadaMu tidak tergoyah sama sekali.
Izinkan aku mencubanya kali ini mengganggu kesihatan badannya
dan kekuatan fizikalnya, kerana jika ia sudah jatuh sakit dan
kekuatannya menjadi lumpuh, nescaya ia akan mulai malas
melakukan ibadah dan lama-kelamaan akan melalaikan
kewajibannya kepadaMu dan menjadi lunturlah iman dan
akidahnya."

Allah tetap menentang Iblis bahawa ia tidak akan berhasil
dalam usahanya menggoda Ayyub walau bagaimana pun besarnya
musibah yang ditimpakan kepadanya dan bagaimana pun beratnya
cubaan yang dialaminya. Kerana Allah telah menetapkan dia
menjadi teladan kesabaran, keteguhan iman dan ketekunan
beribadah bagi hamba-hambaNya. Allah berfirman kepada Iblis,

" Bolehlah engkau mencuba lagi usahamu mengganggu kesihatan
badan dan kekuatan fizikal Ayyub. Aku akan lihat sejauh mana
kepandaianmu mengganggu dan menghamba pilihanKu ini."

Iblis lalu memerintahkan kepada anak buahnya agar menaburkan
benih-benih baksil penyakit ke dalam tubuh Ayyub. Baksil-
baksil ysng ditaburkan itu segera mengganyang kesihatan Ayyub
yang menjadikan ia menderita berbagai-bagai penyakit, deman
panas, batuk dan lain-lain lagi sehingga menyebabkan badannya
makin lama makin kurus, tenaganya makin lemah dan wajahnya
menjadi pucat tidak berdarah dan kulitnya menjadi berbintik-
bintik. Ianya akhir dijauhi oleh orang-orang sekampungnya dan
oleh kawan-kawan dekatnya, kerana penyakit Ayyub dapat menular
dengan cepatnya kepada orang-orang yang menyentuhnya atau
mendekatinya. Ia menjadi terasing daripada pergaulan orang
di tempatnya dan hanya isterinyalah yang tetap mendampinginya,
merawatnya dengan penuh kesabaran dan rasa kasih sayang,
melayani segala keperluannya tanpa mengeluh atau menunjukkan
tanda kesal hati dari penyakit suaminya yang tidak kunjung
sembuh itu.

Iblis memperhatikan Ayyub dalam keadaan yang sudah amat parah
itu tidak meninggalkan adat kebiasaannya, ibadahnya, zikirnya,
ia tidak mengeluh, tidak bergaduh, ia hanya menyebut nama
Allah memohon ampun dan lindunganNya bila ia merasakan sakit.
Iblis merasa kesal hati dan jengkel melihat ketabahan hati
Ayyub menanggung derita dan kesabarannya menerima berbagai
musibah dan ujian. Iblis kehabisan akal, tidak tahu apa usaha
lagi yang harus diterapkan bagi mencapai tujuannya merusakkan
aqidah dan iman Ayyub. Ia lalu meminta bantuan fikiran dari
para kawan-kawan pembantunya, apa yang harus dilakukan lagi
untuk menyesatkan Ayyub setelah segala usahanya gagal tidak
mencapai sasarannya.

Bertanya mereka kepadanya, " Di manakah kepandaianmu dan tipu
dayamu yang ampuh serta kelincinanmu menyebar benih was-was
dan ragu ke dalam hati manusia yang biasanya tidak pernah sia-
sia ?" Seorang pembantu lain berkata, " Engkau telah berhasil
mengeluarkan Adam dari syurga, bagaimanakah engkau lakukan itu
semuanya sampai berhasilnya tujuanmu itu ?"

" Dengan memujuk isterinya", jawab Iblis. " Jika demikian"
berkata syaitan itu kembali, " Laksanakanlah siasat itu dan
terapkanlah terhadap Ayyub, hembuskanlah racunmu ke telinga
isterinya yang tampak sudah agak kesal merawatnya, namun masih
tetap patuh dan setia."

" Benarlah dan tepat fikiranmu itu," kata Iblis, " Hanya
tinggal itulah satu-satu jalan yang belum aku cuba. Pasti kali
ini dengan cara menghasut isterinya aku akan berhasil
melaksanakan akan maksudku selama ini."

Dengan rencana barunya, pergilah Iblis mendatangi isteri
Ayyub, menyamar sebagai seorang kawan lelaki yang rapat dengan
suaminya. Ia berkata kepada isteri Ayyub, " Apa khabar dan
bagaimana keadaan suamimu di ketika ini ?"

Seraya mengarahkan jari telunjuknya ke arah suaminya, berkata
isteri Ayyub kepada Iblis itu, tamunya, " Itulah dia terbaring
menderita kesakitan, namun mulutnya tidak henti-hentinya
berzikir menyebut nama Allah. Ia masih berada dalam keadaan
parah, mati tidak, hidup pun tidak."

Kata-kata isteri Ayyub itu menimbulkan harapan bagi Iblis
bahawa ia kali ini akan berhasil, maka diingatkanlah isteri
Ayyub akan masa mudanya di mana ia hidup dengan suaminya dalam
keadaan sihat, bahagia dan makmur dan dibawakannyalah kenang-
kenangan dan kemesraan. Kemudian keluarlah Iblis dari rumah
Ayyub meninggalkan isteri Ayyub duduk termenung seorang diri,
mengenangkan masa lampaunya, masa kejayaan suaminya dan
kesejahteraan hidupnya, membanding-bandingkannya dengan masa
di mana berbagai penderitaan dan musibah dialaminya, yang
dimulai dengan musnahnya kekayaan dan harta-benda, disusul
dengan kematian puteranya, dan kemudian yang terakhirnya
diikuti oleh penyakit suaminya yang parah yang sangat
menjemukan itu.

Isteri Ayyub merasa kesepian berada di rumah sendirian bersama
suaminya yang terbaring sakit, tiada sahabat, tiada kerabat,
tiada handai, tiada taulan, semua menjauhi mereka kerana
khuatir kejangkitan penyakit kulit Ayyub yang menular dan
menjijikkan itu.

Seraya menarik nafas panjang datanglah isteri Ayyub mendekati
suaminya yang sedang menderita kesakitan dan berbisik-bisik
kepadanya berkata, " Wahai sayangku, sampai bilakah engkau
terseksa oleh Tuhanmu ini ? Di manakah kekayaanmu, putera-
puteramu, sahabat-sahabatmu dan kawan-kawan terdekatmu ? Oh,
alangkah syahdunya masa lampau kami, usia muda, badan sihat,
sarana kebahagiaan dan kesejahteraan hidup tersedia
dikelilingi oleh keluarga dan terulang kembali masa yang manis
itu ? Mohonlah wahai Ayyub dari Tuhanmu, agar kami dibebaskan
dari segala penderitaan dan musibah yang berpanjangan ini."

Berkata Ayyub menjawab keluhan isterinya, " Wahai isteriku
yang kusayangi, engkau menangisi kebahagiaan dan kesejahteraan
masa yang lalu, menangisi anak-anak kita yang telah mati
diambil oleh Allah dan engkau minta aku memohon kepada Allah
agar kami dibebaskan dari kesengsaraan dan penderitaan yang
kami alami masa kini. Aku hendak bertanya kepadamu, berapa
lama kami tidak menikmati masa hidup yang mewah, makmur dan
sejahtera itu ?" " Lapan puluh tahun", jawab isteri Ayyub.
" Lalu berapa lama kami telah hidup dalam penderitaan ini ?"
tanya lagi Ayyub. " Tujuh tahun", jawab si isteri.

" Aku malu.", Ayyub melanjutkan jawabannya, " Memohon dari
Allah membebaskan kami dari sengsaraan dan penderitaan yang
telah kami alami belum sepanjang masa kejayaan yang telah
Allah kurniakan kepada kami. Kiranya engkau telah termakan
hasutan dan bujukan syaitan, sehingga mulai menipis imanmu dan
berkesal hati menerima taqdir dan hukum Allah. Tunggulah
ganjaranmu kelak jika aku telah sembuh dari penyakitku dan
kekuatan badanku pulih kembali. Aku akan mencambukmu seratus
kali. Dan sejak detik ini aku haramkan diriku makan dan minum
dari tanganmu atau menyuruh engkau melakukan sesuatu untukku.
Tinggalkanlah aku seorang diri di tempat ini sampai Allah
menentukan taqdirNya."

Setelah ditinggalkan oleh isterinya yang diusir, maka Nabi
Ayyub tinggal seorang diri di rumah, tiada sanak saudara,
tiada anak dan tiada isteri. Ia bermunajat kepada Allah dengan
sepenuh hati memohon rahmat dan kasih sayangNya. Ia berdoa,

" Wahai Tuhanku, aku telah diganggu oleh syaitan dengan
kepayahan dan kesusahan serta seksaan dan Engkaulah wahai
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang."

Allah menerima doa Nabi Ayyub yang telah mencapai puncak
kesabaran dan keteguhan iman serta berhasil memenangkan
perjuangannya melawan hasutan dan bujukan Iblis. Allah
mewahyukan firman kepadanya, " Hantamkanlah kakimu ke tanah.
Dari situ air akan memancur dan dengan air itu engkau akan
sembuh dari semua penyakitmu dan akan pulih kembali kesihatan
dan kekuatan badanmu jika engkau gunakannya untuk minum dan
mandimu."

Dengan izin Allah setelah dilaksanakan petunjuk Illahi itu,
sembuhlah segera Nabi Ayyub dari penyakitnya, semua luka-luka
kulitnya menjadi kering dan segala rasa pedih hilang, seolah-
olah tidak pernah terasa olehnya. Ia bahkan kembali
menampakkan lebih sihat dan lebih kuat daripada sebelum ia
menderita.

Dalam pada itu isterinya yang telah diusir dan meninggalkan
dia seorang diri di tempat tinggalnya yang terasing, jauh dari
jiran, jauh dari keramaian kota, merasa tidak sampai hati
lebih lama berada jauh dari suaminya, namun ia hampir tidak
mengenalnya kembali, kerana bukanlah Ayyub yang ditinggalkan
sakit itu yang berada didepannya, tetapi Ayyub yang muda
belia, segar bugar, sihat afiat seakan-akan tidak pernah sakit
dan menderita. Ia segera memeluk suaminya seraya bersyukur
kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan kurniaNya
mengembalikan kesihatan suaminya bahkan lebih baik daripada
keadaan asalnya.

Nabi Ayyub telah bersumpah sewaktu ia mengusir isterinya akan
mencambuknya seratus kali bila ia sudah sembuh. Ia merasa
wajib melaksanakan sumpahnya itu, namun merasa kasihan kepada
isterinya yang sudah menunjukkan kesetiaannya dan
menyekutuinya di dalam segala duka dan deritanya. Ia bingung,
hatinya terumbang-ambingkan oleh dua perasaan, ia merasa
berkewajiban melaksanakan sumpahnya, tetapi isterinya yang
setia dan bakti itu tidak patut, kata hatinya, menjalani
hukuman yang seberat itu. Akhirnya Allah memberi jalan keluar
baginya dengan firmanNya, " Hai Ayyub, ambillah dengan
tanganmu seikat rumput dan cambuklah isterimu dengan rumput
itu seratus kali sesuai dengan sumpahmu, sehingga dengan
demikian tertebuslah sumpahmu."

Nabi Ayyub dipilih oleh Allah sebagai nabi dan teladan yang
baik bagi hamba-hambaNya dalam hal kesabaran dan keteguhan
iman sehingga kini nama Ayyub disebut orang sebagai simbol
kesabaran. Orang menyatakan, si Fulan memiliki kesabaran Ayyub
dan sebagainya. Dan Allah telah membalas kesabaran dan
keteguhan iman Ayyub bukan saja dengan memulihkan kembali
kesihatan badannya dan kekuatan fizikalnya kepada keadaan
seperti masa mudanya, bahkan dikembalikan pula kebesaran
duniawinya dan kekayaan harta-bendanya dengan berlipat
gandanya. Juga kepadanya dikurniakan lagi putera-putera
sebanyak yang telah hilang dan mati dalam musibah yang ia
telah alami. Demikianlah rahmat Tuhan dan kurniaNya kepada
Nabi Ayyub yang telah berhasil melalui masa ujian yang berat
dengan penuh sabar, tawakkal dan beriman kepada Allah.

Kisah Ayyub di atas dapat dibaca dalam Al Quran surah Shaad,
ayat 41 sehingga ayat 44 dan surah Al Anbiaa', ayat 83 dan 84.

Surah Shaad, ayat,

41@ Dan (ingatkanlah peristiwa) hamba Kami, Nabi Ayub ketika
ia berdoa merayu kepada Tuhannya dengan berkata,
” Sesungguhnya aku diganggu oleh Syaitan dengan (hasutannya
semasa aku ditimpa) kesusahan dan azab seksa (penyakit).”

42@ (Maka Kami kabulkan permohonannya serta Kami perintahkan
kepadanya), ” Hentakkanlah (bumi) dengan kakimu.” (setelah ia
melakukannya maka terpancarlah air, lalu Kami berfirman
kepadanya), ” Ini ialah air sejuk untuk mandi dan untuk minum
(bagi menyembuhkan penyakitmu zahir dan batin).“

43@ Dan Kami kurniakan (lagi) kepadanya, keluarganya, dengan
sekali ganda ramainya, sebagai satu rahmat dari Kami dan
sebagai satu peringatan bagi orang-orang yang berakal sempurna
(supaya mereka juga bersikap sabar semasa ditimpa malang).

44@ Dan (Kami perintahkan lagi kepadanya), ” Ambilah dengan
tanganmu seikat jerami kemudian pukullah (isterimu) dengannya,
dan janganlah engkau merosakkan sumpahmu itu.“ Sesungguhnya
Kami mendapati Nabi Ayub itu seorang yang sabar, ia adalah
sebaik-baik hamba, sesungguhnya ia sentiasa rujuk kembali
(kepada Kami dengan ibadatnya).

Surah Al Anbiya, ayat,

83@ Dan (sebutkanlah peristiwa) Nabi Ayub, ketika ia berdoa
merayu kepada Tuhannya dengan berkata, “ Sesungguhnya aku
ditimpa penyakit, sedang Engkaulah sahaja yang lebih
mengasihani daripada segala (yang lain) yang mengasihani.”

84@ Maka Kami perkenankan doa permohonannya, lalu Kami
hapuskan penyakit yang menimpanya, serta Kami kurniakan
kepadanya, keluarganya, dengan seganda lagi ramainya, sebagai
satu rahmat dari Kami dan sebagai satu peringatan bagi orang-
orang yang taat kepada Kami (supaya bersabar dan mendapat
balasan baik).

No comments:

Post a Comment